BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teknik labor merupakan salah satu
mata kuliah keahlian di jurusan Pendidikan
Luar Biasa yang mana mata kuliah ini merupakan mata
kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, karena merupakan bekal untuk terjun
ke lapangan nantinya. Selain
itu juga merupakan pengaplikasian dari teori-teori yang di dapatkan selama
dalam perkuliahan.
Inti dari mata kuliah teknik labor ini
adalah membimbing mahasiswa dalam memberikan intervensi / penanganan terhadap
anak-anak yang membutuhkan layanan khusus baik berupa kelainan fisik, mental,
emosional, prilaku, kecerdasan, ataupun bakat istimewa. Dengan terlebih dahulu melakukan
identifikasi, asesmen, perencanaan program layanan, evaluasi tindak lanjut,
yang semuanya itu dilakukan demi kemajuan anak nantinya dalam pemberian
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak
Pada
mata kuliah teknik labor ini, fokus kajiannya adalah tentang pemberian layanan
terhadap anak yang mengalami permasalahan dalam belajar atau anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar ( AKB) yang terdapat dalam buku (Irda
Murni.2006).
“Anak
Berkesulitan Belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam
tugas akademik, baik di sebabkan oleh adanya disfungsi neurologis. Proses
psikologis dasar maupun sebab-sebab lainnya sehingga prestasi belajar rendah
dan anak bias tidak naik kelas”.
Bahwasanya
pada usia sekolah (6-12th ) anak-anak memgalami masa transisi dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang sangat drastis dari masa-masa sebelumnya.
Perubahan tersebut tidak hanya menyangkut perkembangan fisik.Tapi juga
perkembangan kognitif, sosial, dan kepribadian.Oleh sebab itu sebagai orang tua
dan pendidik hendaklah memberikan perhatian pada perkembangan anak, mulai dari
masa pra sekolah dan sekolah. Masa ini merupakan yang sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian
yang baik sehingga bias membimbingnya untuk dapat berprestasi dengan optimal.
Tanpa kita sadari di sekolah-sekolah reguler banyak di jumpai anak berkesulitan
belajar.
Mereka
sering nampak dalam kebiasaan dan prilaku yang beruk dalam belajar, prestasi
belajar yang di capai berada di bawah rata-rata kelas, di antaranya putus
sekolah.Apabila dalam hal ini dibiarkan saja tanpa adanya penanganan maka akan
berdampak rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Demikian
dalam halnya teknik labor ini, berdasarkan identifikasi awal penulis menemukan
permasalahan yang di alami klien (siswa)
yaitu berupa hasil belajar yang rendah terutama dalam hal pengamatan pada anak
. Identifikasi inilah penulis untuk tertarik untuk mengasesmen lebih lanjut dan
memberikan penanganan dengan harapan dapat membantu klien(siswa) sehingga dapat
menunjukan kemajuan yang lebih baik.
Berkesulitan belajar merupakan salah
satu penyebab adanya angka drop out
di sekolah. Berkesulitan belajar yang dimaksudkan disini adalah semua anak atau
siswa yang mengalami kesulitan dalam berprestasi, sehingga anak dimungkinkan
akan tinggal kelas, atau bahkan drop out karena tidak mampu mengikuti pelajaran
dikelasnya. Indikasi dari berkesulitan belajar ini tampak pada hasil laporan
prestasi belajar siswa yang selalu ada di bawah batas kriteria kelulusan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi awal inilah penulis untuk tertarik untuk
mengasesmen lebih lanjut dan memberikan penanganan dengan harapan dapat
membantu klien(siswa) sehingga dapat menunjukan kemajuan yang lebih baik yaitu
bagaimana program pendidikan individual yang tepat bagi anak dan program
pembelajaran yang bagaimana yang cocok diberikan kepada anak?.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan
teknik labor ini adalah:
1. Untuk memperoleh pengalaman
pembelajaran mulai identifikasi, asesmen, penyusunan program, evaluasi serta
tindak lanjut.
2. Agar mahasiswa terampil dalam
memberikan penanganan terhadap ABK serta dapat mengaplikasikan teori yang telah
di dapat selama perkuliahan di lapangan.
3. Dapat mengetahui lebih jauh tentang
kondisi klien (siswa) atau untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang anak
guna di buatkan perencanaan program layanannya
D. Manfaat
Manfaat dalam pelaksanaan teklab yaitu :
1.Bagi
mahasiswa
· Agar nantinya setelah lulus dalam matakuliahinipenulis
lebih trampil dan lebih profesional dalam bekerja,lebih memperdalamlagiilmu
yang telah didapatkan tidak hanya teori tetapi juga secara praktek
· Mendapat pengalaman menjadi seorang pendidik dan orang
tua
· Terjalinnya silaturrahmi antara orang tua, mahasiswa, dan
pihak sekolah
2. Bagi
anak (klien)
Agar klien (siswa) yaitu dapat menghadapi
permasalahan belajar di sekolah
3. Bagi
guru (pihak sekolah)
Agar pihak sekolah mengetahui bagaimana
perkembangan akademik anak, dan apabila ada anak yang mengalami kesulitan
belajar pihak sekolah dapat dikondisikan untuk melakukan hal yang menunjang
perkembangannya tersebut.
Agar pihak
sekolah dapat melihat potensi-potensi yang menonjol pada anak di walaupun anak
mengalami kesulitan dalam akademiknya
4.Bagi
orang tua
Bagi orang tua yaitu dapat membantu
orang tua dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh anak
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Identifikasi
1.
Pengertian
Identifikasi
merupakan suatu upaya seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan
lainya). Untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang mengalami
kelainan / penyimpangan (pisik, intelektual, social, emosional atau tingkah
laku). Dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Hasil dari
identifikasi adalah ditemukan anak –anak yang mengalami kelainan / penyimpangan
agar mendapat pelayanan pendidikan khusus.
2.
Tujuan
Tujuan melakukan
identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah anak mengalami
penyimpangan atau tidak. Ini harus dibandingkan dengan orang lain yang sebaya
usia denganya. Untuk melaksanakan identifikasi peneliti dengan cara observasi
dan wawancara agar data yang diperoleh jelas.
3.
Alat identifikasi
Ada beberapa aspek
informasi yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan identifikasi
antara lain:
a.
Informasi riwayat
perkembangan
b.
Informasi
riwayat/data orang tua/wali
c.
Informasi profil
kelainan anak.
B.
Assessment
1.
Pengertian
Assessment berasal
dari bahasa inggris yaitu yang berarti penilaian suatu keadaan. Assessment
adalah suatu upaya memberikan informasi yang relevan dalam membantu
merencanakan program individu untuk mencapai tujuan perkembangan yang obtimal.
Menurut mullilan
and burkely (1983) bahwa assessment merupakan suatu usaha menghimpun informasi
yang relevan guna memahami atau menentukan keadaan seseorang. Focus assessment
pendidikan adalah berbagai bidang pembelajaran disekolah, factor – factor yang
mungkin mempengaruhi proses belajar dan prestasi sekolah seperti keterampilan
berbahasa, keterampilan social, keterampilan motorik dan keterampilan lainya.
Assessment
merupakan kegiatan penyaringan terhadap anak – anak yang telah teridentifikasi
anak berkebutuhan khusus. Kegiatan assessment
dapat dilakukan oleh guru dan tenaga professional lain yang tersedia
sesuai dengan kompetensinya.
Dari pendapat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa assessment adalah suatu penilaian yang
kompresif untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
dan kelebihan-kelebihan anak yang digunakan untuk menentukan layanan
pendidikan yang dibutuhkan anak dan sebagai dasar penyusunan rancangan
pembelajaran.
2.
Tujuan
Tujuan
assessment yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a.
Penyaringan
bertujuan memberian petunjuk dan indikasi mengenai perlu atau tidaknya asesmen
lebih lanjut.
b.
Untuk menetahui
perbandingan perkembangan anak yang satu dengan yang lain agar dapat diketahui
seberapa jauh keterlambatan anak dalam perkembanganya.
c.
Untuk mengetahui
kemempuan dan ketidak mampuan anak secara khusus sesuai dengan aspek-aspek
pemahaman konsep perkembangan.
d.
Untuk mengetahui
factor penyebab dan permasalahan melalui serangkaian identifikasi.
e.
Untuk menetapkan
kemampuan yang telah dikuasai dan efektifitas program yang dilaksanakan.
f.
Untuk menetapkan
keputusan tentang kemajuan yang telah diperoleh siswa sebelumasesment
dilakukan.
g.
Sebagai bahan dalam
menetapkan materi penyusunan program layanan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhanya.
h.
Untuk mengembangkan
program pendidikan yang diindividualisasi.
3.
Ruang lingkup
a.
Perkembangan bahasa
Bahasa adalah
kompleks, melibatkan berbagai keterampilan yang meliputi konteks atau ungkapan
lisan dan bahasa informasi yang diterima dengan mendengar dan ditujukan dalam
bentuk lisan dan tulusan. Bahasa dikategorikan sebagai dua proses yaitu bahasa
reseptif dan bahasa ekspresif.
Bahasa lisan
melibatkan aspek bahasa reseptif dan ekspresif sintaks morfologi dan fonologi.
Bahasa meliputi bahasa aspek yaitu inotasi, nada, penjelasan suara, penekanan
sehingga apa yang diucapkan menjadi bermakna.
Dalam bahasa tulis
proses reseptif adalah membaca. Aspek ekspresif dalam bahasa disebut komposisi
atau ekspresif tulis. Elemen yang terkecil dalam elemen tulis adalah surat atau
buah tulisan pribadi sangat siperlukan kemempuan seseorangdalam menemukan dan
menyusun kata
b.
Perkembangan bicara
Bicara adalah
bentuk bahasa yang mengunakan artikulasi kata yang di gunakan untuk
menyampaikan maksud. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot
mekanisme suara yang berbeda tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan
mengartikan arti dengan bunyi yang dihasikan.
c.
Perkembangan
motorik
Perkembangan
motorik dapat digolongkan dalam beberapa tahap :
a)
Masa neunatus
(lahir – 28 hari)
Perkembangan pada
masa ini sangat memunginkan untuk dikembangkan sesuai dengan keinginan orang
tua.
b)
Masa bayi (usia 1
bulan – 1 tahun)
·
Usia 1 – 3 bulan
Gerakan motorik
yang mampu dilakukan antara lain mengangkat kepala, mengikuti objek dengan
mata, melihat dengan senyum, beriaksi terhadap suara atau bunyi serta menahan
yang dipegangya.
·
Usia 3 – 6 bulan
Gerakan motorik
yang mampu dilakukan ialah mengangkat kepala hingga 90 derajat, mengangkat dada
dengan topang tangan , belajar meraih benda yang ada dalam jangkauannya dan
diluar jangkauanya.
·
Usia 6 – 9 bulan
Gerakan motorik
yang mampu dilakukan ialah duduk tanpa dipangku, tengkurap dan berbalik
sendiri, memegang benda kecil dengan ibu jari telunjuk, memindahkan benda dari
satu tangan ketangan yang lain.
c)
Pada masa muskulur
(1 – 3 tahun)
·
Usia 12 – 18 bulan
Anak mampu berjalan
dan mengeksploitasi rumah serta keliling rumah dan menyusun 2 – 3 kata.
·
Usia 18 – 24 bulan
Anak mampu naik
atau turun tangga, menyusun 6 kotak, menunjuk mata dan hidung, belajar makan
sendiri, mengambar garis dikertas atau dipasir serta mulai belajar mengontrol
buang air besar dan kecil.
·
Usia 2 – 3 tahun
Anak belajar
meloncat, memenjat dan melompat dengan satu kaki, memmbuat jembatan dengan 3
kotak serta mengambar lingkaran.
d)
Masa pra sekolah (3
– 6 tahun)
·
Usia 3 – 4 tahun
Anak mulai berjalan
sendiri mengunjugi tetangga, belajar memasang dan membuka pakaian sendiri,
mengambar orang.
·
Usia 4 – 5 tahun
Anak mampu melompat
dan mencari serta mengambar orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan.
·
Usia 6 tahun
Anak mampu melompat
tali, bermain sepeda serta mengurai objek dengan gambar.
e)
Masa sekolah
·
Usia 6 – 7 tahun
Mata bergerak
dengan cepat waktu membaca.
·
Usia 8 – 9 tahun
Kecepatan dan
kehalusan aktifitas motorik meningkat, mengunakan alat seperti palu serta
mengunakan peralatan rumah tangga.
·
Usia 10 – 12 tahun
Anak mampu
melakukan aktifitas seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, mengecat,
mengambar, dll.
f)
Perkembangan social
komunikasi
Menurut brim (1996)
merumuskan bahwa sosialisasi adalah proses memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam
suatu kelompok atau masyarakat.
Faktor yang
menyebabkan kesulitan dalam penyesuaian terhadap harapan social adalah :
·
Kecendrungan bawaan
yang menimbulkan kesulitan dalam
adaptasi dengan lingkungan.
·
Anak dibentuk
dengan adaptasi terhadap satu kelompok saja, sehingga susah menyesuaikan diri
dengan kelompok lain.
·
Penyesuaian diri
akan menjadi masalah dalam kelompok jika tidak sesuai dengan cita-citanya.
·
Susah menyesuaikan
diri dan pola yang diterima dengan tingkat umur yang lebih tua.
·
Anggapan bahwa
penerimaan social kurang penting dibanding dengan kebebasan.
.
g)
Perkembangan
neuroligis
Neurologis menurut
Evelyn (peartle : 1993) yaitu pengetahun tentang saraf dan strukur tubuh.
h)
Perkembangan
prilaku
Powers dan osbun
(1976) mengemukakan defenisi prilaku adalah perkembangan prilaku member batasan
sebagai pengunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk
menghasilkan perubahan frekuensi prilaku social tertentu atau tindakan
mengontrol lingkungan prilaku tersebut
4.
Alat yang digunakan untuk mengolah data
a.
Cheklis
b.
Member tanda pada
bagian yang telah ditentukan
5.
Metode assessment yang digunakan
a.
Metode observasi
atau pengamatan
b.
Metode tes atau
evaluasi hasil belajar
c.
Metode wawancara
C.
Program pembelajaran individual (PPI)
Program
pembelajaran individual adalah satu program pembelajaran yang menafsirkan
kebutuhan setiap anak yang mengalami masalah dari hasil iddentifikasi dan assessment.
Keputusan untuk mengembangkan PPI haruslah benar-benar didasarkan pada
kebutuhan yang tidak akan mungkin dipenuhi bila tidak akan diberikan layanan
secara individual.
D.
Intervensi
Intervensi dalam
kamus bahasa Indonesia (timganca sains bandung) yaitu suatu cara untuk
menangani masalah intervensi gangguan bahasa bicara adalah cara memberikan
pelayanan yang tepat pada anak tentukan berdasarkan identifikasi dan assessment
yang telah dilakukan sebelumnya
BAB III
LAPORAN STUDI
KASUS
1.
LAPORAN
PERKEMBANGAN ANAK
A. Identitas
Anak
Nama :
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Tempat, tanggal Lahir : Talaomundam / 21 Januari 2004
Alamat :
Kp. Petak Talaomundam Kec. Batang Anai
Tanggal Asesmen :
23 – 26 September 2014
Petugas Asesmen :
Robby Sapputra
B. Riwayat
Kelahiran
Perkembangan pada masa kehamilan : Baik
Penyakit pada
masa kehamilan : Tidak ada
Usia kandungan : 10
bulan
Riwayat proses
kelahiran :
Normal
Tempat
kelahiran :
Rumah Bidan
Penolong
proses kelahiran : Bidan
Gangguan pada
saat bayi lahir :Tidak
ada
Berat badan
bayi :
3,5 kg
Panjang badan
bayi : -
Tanda – tanda
kelainan pada bayi :
Tidak ada
C. Perkembangan
Masa Balita
Menyusun dengan ibunya hingga umur : 1 tahun
Minum susu
kaleng hingga umur : 3 tahun
Imunisasi
(lengkap/tidak) :
Tidak
Pemeriksaan/penimbangan
(rutin/tidak) : Tidak
Kualitas makanan :
Baik
Kuantitas makanan :
Baik
Kesulitan makanan (ia/tidak) :
Tidak ada
D. Perkembangan
Fisik
Dapat berdiri pada umur :
9 bulan
Dapat berjalan
pada umur : 11 bulan
Naik sepeda roda
3 pada umur : 3
Tahun
Naik sepeda
roda 2 pada umur : 7 Tahun
Bicara dengan
kalimat lengkap : Kurang
Kesulitan
gerak yang dialami :
Tidak ada
Status gizi
balita (baik/kurang) :
Baik
Riwayat kesehatan (baik/kurang) : Baik
E. Perkembangan
Sosial
Hubungan
dengan saudara :
Baik
Hubungan
dengan teman :
Baik
Hubungan
dengan orang tua :
Baik
Hobi :
Bermain
Minat khusus : -
F. Perkembangan
Pendidikan
Masuk TK pada
umur : 6 tahun
Lama
pendidikan di TK :
1 tahun
Kesulitan
selama di TK :
tidak ada
Masuk SD umur : 7 tahun
Kesulitan
selama di SD :
membaca
Pernah tidak
naik kelas :
ya
Layanan khusus
yang pernah
dterima anak :
-
Prestasi
belajar yang pernah dicapai : -
Mata pelajaran
yang dirasa sulit : Bahasa Indonesia, MTK
Mata pelajaran
yang disenangi : IPA
DATA ORANG TUA/WALI SISWA
A.
Identitas
Orang Tua/Wali
Ayah
Nama :
Umur : 39
tahun
Agama :
Islam
Status :
Ayah Kandung
Pendidikan tertinggi :
SD
Pekerjaan :
Swasta
Alamat :
Kp. Petak Talaomundam Kec. Batang Anai
Ibu
Nama :
Umur :
35 tahun
Agama :
Islam
Status :
Ibu kandung
Pendidikan tertinggi :
SLTP
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Alamat :
Kp. Petak Talaomundam Kec. Batang Anai
Hubungan Orang Tua dengan Anak
Anak satu rumah dengan kedua orang tua : Iya
Anak diasuh oleh satu orang tua : Tidak
Anak diasuh oleh
saudara/wali : Tidak
B.
Tanggungan dan
Tanggapan Keluarga
Jumlah anak :
1 orang
Yang bersangkutan anak ke : 1
Persepsi orang
tua terhadap anak :
Pemalas
Kesulitan orang tua terhadap
anak bersangkutan :
Disuruh belajar anak tidak mau
Harapan orang tua terhadap
anak bersangkutan :
Anak bisa rajin belajar
Bantuan yang diharapkan orang tua
terhadap anak bersangkutan : Belajar tambahan untuk anak
B . Identifikasi Masalah
Identifikasi
merupakan proses penjaringan dengan melakukan pengumpulan data yang menghimpun
semua informasi mengenai klien (siswa). Pada studi kasus ini data didapatkan
melalui tes kemampuan
dasar akademik dari buku Hellen Keller kelas IV dan analisis butir soal kelas
IV.
a.
Informasi dari Guru Kelas
Berdasarkan
hasil wawancara
dengan Guru kelas, Adit memang
mengalami hambatan dalam belajar terutama dalam masalah membaca pemahaman, dari
informasi guru,
Adit memang malas untuk belajar, pada saat guru menyuruh Adit untuk belajar, Adit hanya mendengarkan apa kata guru seadanya.
Masalahnya disini yaitu Adit
sangat malas
untuk di
ajak belajar dan mengulang pelajaran di sekolah. Adit lebih senang bermain
dan mengganggu temannya.
b.
Studi Dokumentasi
Penampilan
akademik klien pada awal program ini adalah anak masih telihat bingung pada saat di ajarkan
membaca pemahaman,
anak tidak konsentrasi saat belajar, anak sering membalik-balikkan kata, selain
itu anak sulit untuk mengulang kembali wacana singkat.
C.
Diagnosis
Melalui hasil asesmen tersebut
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa klien mengalami hambatan dalam membaca teruatama,
ini terbukti dengan klien tidak bisa menjawab
pertanyaan berdasarkan wacana yang disediakan
asesor kepada klien. Dalam membaca, anak
sering meninggalkan huruf, membalik kata serta mengabaikan tanda baca.
D.
Strategi Pembelajaran
Layanan secara
individual dalam proses belajar mengajar diberikan selama 120 menit di rumah
anak yang bersangkutan dengan metode dan strategi sebagai berikut:
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Penugasan
4.
kooperatif
5.
Imitasi
Dengan menggunakan alat bantu sebagai berikut:
2.
Teks singkat
BAB IV
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL ( PPI ) DAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL ( PPI )
I.
Identitas
Siswa
Nama :
Adit Anyara
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Tempat,
tanggal Lahir :
Talaomundam / 21 Januari 2004
Alamat :
Kp. Petak Talaomundam Kec. Batang Anai
Tanggal
Asesmen :
23 – 26 September 2014
Petugas
Asesmen :
Robby Sapputra
II.
Deskripsi
/ Kondisi Awal Anak
Dari hasil asesmen yang dilakukan kepada
anak melalui tes kemampuan dasar
akademik dari buku Hellen Keller kelas IV dan analisis butir soal kelas IV.
mendapatkan persentase pada soal Bahasa
Indonesia 30%,
pada kegiatan membaca anak
sudah bisa membaca suku kata, kata dan kalimat. Namun
anak tidak bisa menyelesaikan soal berupa membaca
dan menjawab pertanyaan dengan benar dari teks atau wacana yang telah dibacanya,
anak tidak bisa menyebutkan /
menceritakan kembali teks yang baru saja ia baca. Dalam
membaca lancar
dan terkadang anak melewati tanda baca dan dalam membaca pemahaman anak masih
kurang, dimana
anak tidak bisa menjawab pertanyaan yang asesor berikan dari teks bacaan yang
telah dibacanya. Dan anak juga sering meninggalkan huruf pada bacaannya dan
juga sering membalikkan kata yang dibacanya.
III.
Tujuan
Jangka Panjang
Anak mampu
menyelesaikan berbagai soal dalam bentuk teks bacaan.
IV.
Tujuan
Jangka Pendek
Dengan
memberikan latihan diharapkan:
1. Anak
dapat membaca kalimat pendek
2. Anak
dapat membaca teks cerita
3. Anak
dapat membaca tanpa meninggalkan huruf dari kalimat yang dibaca
4. Anak
dapat menjawab pertanyaan dalam bentuk Apa, Kapan, Mengapa, Siapa, Dimana dan Bagaimana
Padang, Desember 2014
Mengetahui,
Dosen pembimbing, Tester,
Robby Sapputra NIM : 1100277/2011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
V.
Identitas
Siswa
Nama :
Adit Anyara
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Tempat,
tanggal Lahir :
Talaomundam / 21 Januari 2004
Alamat :
Kp. Petak Talaomundam Kec. Batang Anai
Tanggal
Asesmen :
23 – 26 September 2014
Petugas
Asesmen :
Robby Sapputra
VI.
Deskripsi
/ Kondisi Awal Anak
Dari hasil asesmen yang dilakukan kepada
anak melalui tes kemampuan dasar
akademik dari buku Hellen Keller kelas IV dan analisis butir soal kelas IV.
mendapatkan persentase pada soal Bahasa
Indonesia 30%,
pada kegiatan membaca anak
sudah bisa membaca suku kata, kata dan kalimat. Namun
anak tidak bisa menyelesaikan soal berupa membaca
dan menjawab pertanyaan dengan benar dari teks atau wacana yang telah dibacanya,
anak tidak bisa menyebutkan /
menceritakan kembali teks yang baru saja ia baca. Dalam
membaca lancar
dan terkadang anak melewati tanda baca dan dalam membaca pemahaman anak masih
kurang, dimana
anak tidak bisa menjawab pertanyaan yang asesor berikan dari teks bacaan yang
telah dibacanya. Dan anak juga sering meninggalkan huruf pada bacaannya dan
juga sering membalikkan kata yang dibacanya.
VII.
Tujuan
Jangka Panjang
Anak mampu
menyelesaikan berbagai soal dalam bentuk teks bacaan.
VIII.
Tujuan
Jangka Pendek
Dengan
memberikan latihan diharapkan:
5. Anak
dapat membaca kalimat pendek
6. Anak
dapat membaca teks cerita
7. Anak
dapat membaca tanpa meninggalkan huruf dari kalimat yang dibaca
8. Anak
dapat menjawab pertanyaan dalam bentuk Apa, Kapan, Mengapa, Siapa, Dimana dan Bagaimana
IX.
Materi
1. Membaca kalimat sedehana
Saya
baca buku
Ibu
beli buku
Baju
itu baru
Buku
itu biru
Ini
pita ita
Dsb
2.
Membaca wacana
sederhana
Mangga Milik Eyang
Kakung
Reno
adalah anak nakal dan ceroboh. Reno sering makan samil berdiri, dan membuang
bungkus jajan sembarangan. Suatu hari Reno pulang sekolah melewati kebun mangga
milik Eyag Kakung. Reno punya niat jahat. Reno ingi mncuri mangga miik Eyang
Kakung. Reno berhsil memetik mangga yng sudah matang. Denan santainya, Reno
menikmati buah mangga itu sambil bernyanyi-nyanyi di sepanjang jalan. Reno
membuang kulit mangga itu sembarangan. Ia tidak peduli jika nanti ketahuan
Eyang Kakung.
Siang
itu, Eyang Kakung sedang menerima tamu. Eyang KAkung berniat untuk memberikan
mangga kepada tamunya. Lalu Eyang Kakung pergi ke kebun untuk memetik mangga.
Ketika sampai di kebun, Eyang tidak lagi melihat mannga yang kemaren sudah
matang. Dia hanya menemukan mangga yang masih kecil-kecil berserakan di sekitar
pohon.
Eyang
pulang dengan perasaan sedih dan kecewa. Dijalan Eyang Kakung terpeleset kulit
mannga. Akibatnya pesendian Eyang sakit.” Ini pssti ulah si pencuri mannga,”
gumam Eyang.
Keesokan
harinya, reno tidak masuk sekolah karena sakit perut. Itulah akibatnya kalau
makan mannga curian. Reno baru menyadari setelah merasakan akiatya. Reno juga
mendengar kabar, kalau eyang kakung sedang sakit karena terpelet kulit mangga.
Reno
ingat pada waktu makan mangga curian di jalan, ia membuangkulitnya sembarangan.
Hal itulah yang menyebabkan Eyang KAkung terpeleset dan jatuh.
Akhirnya
Reno pergi ke rumah Eyang dan meminta maaf. Ia berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.
1. Perhatikan
kalimat yang ada disetiap paragrafnya
2. Perhatikan
soal berbentuk pertanyaan ini
a. Apa
yang dicuri Reno?
b. Siapa
pemilik kebun mangga?
c. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
d. Kapan
reno mencuri mannga?
e. Mengapa
eyang pergi ke kebun mangga?
X.
Metode
Pembelajaran
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Penugasan
XI.
Alat
dan media
1. Macam-macam
kartu huruf
2. Teksa bacaan
3. Alat tulis
4. Buku membaca
XII.
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1.
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
1. Elaborasi
ü Tester
membacakan kalimat pendek kepada anak
ü Tester menyuruh anak untuk megulang kembali kaliamat pendek yang dibacakan tadi
ü Tester meminta anak untuk membaca wacana yang
telah dibagikan
2.
Eksplorasi
ü Tester
menanyakan kepada anak apakah anak mengalami kesulitan dalam membaca wacana tadi
ü Tester
menyuruh anak untuk menjawab pertanyaan dari wacana yang telah dibaca tadi.
ü Tester
menanyakan kepada anak, apakah anak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan
3. Konfirmasi
ü Tester
memberikan dukungan kepada anak , agar anak tidak bosan dalam belajar
ü Tester dan anak bersama-sama mengulang
kembali materi yang dipelajari
3.
Kegiatan
akhir
a.
Tester
mengadakan evaluasi/penilaian kepada anak
b.
Guru merencanakan
kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan
konseling dan memberikan tugas individual sesuai dengan hasil balajar siswa
c.
Tester
menyamaikan kepada siswa agar dapat mengulang kembali pelajaran di rumah
d.
Tester
menyampaikan rencana pembeajaran pada pertemuan berikutnya
e.
Menutup
pelajaran dengan berdo’a
|
XIII.
Evaluasi
Dilakukan
pada akhir setiap pemelajaran dilkukan dengan menggunakan media yang digunakan
pada hair itu dan beberapa soal.
Jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa
yang dicuri Reno?
b. Siapa
pemilik kebun mangga?
c. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
d. Kapan
reno mencuri mannga?
e. Mengapa
eyang pergi ke kebun mangga?
Kunci jawaban:
a.
Buah Mangga
b.
Eyang Kangkung
c.
Di Kebun
d.
Sepulang Sekolah
e.
Ingin mengambil
mangga untuk tamunya
Format
Evaluasi
Aspek
Yang Dinilai
|
Penilaian
|
|
Bisa
|
Tidak
Bisa
|
|
1. Membaca
kalimat pendek :
Saya baca buku
Ibu beli buku
Baju itu baru
Buku itu biru
Ini pita ita
2.
Membaca
Wacana:
Menceritakan kembali teks bacaan
Meninggalkan tanda baca (koma, titik)
Meninggalkan huruf
Membalikkan kata
3. Menjawab
pertanyaan dari teks bacaan
a. Apa
yang dicuri Reno?
b. Siapa
pemilik kebun mangga?
c. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
d. Kapan
reno mencuri mannga?
e.
Mengapa eyang pergi
ke kebun mangga?
|
Kriteria
penilaian :
1
: Anak tidak bisa
2
: Anak bisa dengan
bantuan
3
: Anak Bisa
Padang,
Desember 2014
Mengetahui
dosen pembimbing Tester
Dra.
Kasiyati, M. Pd Robby Sapputra
NIP.
19580502 198703 2 002 NIM.1100277/2011
BAB
V
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
(INTERVENSI)
Pertemuan 1
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
4.
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
A.
Elaborasi
ü Tester
membacakan kalimat pendek kepada anak
ü Tester menyuruh anak untuk megulang kembali kaliamat pendek yang dibacakan tadi
ü Tester meminta anak untuk membaca wacana yang
telah dibagikan
B. Eksplorasi
ü Tester
menanyakan kepada anak apakah anak mengalami kesulitan dalam membaca wacana tadi
ü Tester
menyuruh anak untuk menjawab pertanyaan dari wacana yang telah dibaca tadi.
ü Tester
menanyakan kepada anak, apakah anak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan
C.
Konfirmasi
ü Tester
memberikan dukungan kepada anak , agar anak tidak bosan dalam belajar
ü Tester dan anak bersama-sama mengulang
kembali materi yang dipelajari
3. Kegiatan akhir
a.
Tester
mengadakan evaluasi/penilaian kepada anak
b.
Guru merencanakan
kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan
konseling dan memberikan tugas individual sesuai dengan hasil balajar siswa
c.
Tester
menyamaikan kepada siswa agar dapat mengulang kembali pelajaran di rumah
d.
Tester
menyampaikan rencana pembeajaran pada pertemuan berikutnya
e.
Menutup
pelajaran dengan berdo’a
|
Intervensi pertama dalam kegiatan ini dilakukan dirumah anak. Karena kegiatan ini memang
sebaiknya dilakukan dirumah anak, agar orangtua dapat memperhatikan anak dalam
kegiatan intervensi. Pada pertemuan pertama ini, saya membawa media berupa suatu wacana singkat dan beberapa kalimat pendek.
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu berdo’a, tester memimpin anak untuk berdo’a.
Pada kegiatan awal ini, tester fokus untuk mengajarkan membaca yang baik dengan memperhatikan tanda baca
pada anak.
Pada kegiatan selanjutnya tester memberikan arahan membacakan kalimat pendek pada anak agar anak memahami
cara membaca yang baik dan menyuruh anak mengulangi setelah tester. Pada
tahap selanjutnya, anak diminta untuk
membaca wacana yang telah diberikan. Kemudian setelah membaca anak anak ditanyai kesulitan apa saja
yang dialami anak dalam membaca yang berguna untuk
meningkatkan pemahaman anak terhadap hal
yang ia anggap sulit. Kemudian anak menjawab pertanyaan didampingi oleh tester
. Sama seperti hal sebelum, anak juga ditanyai kesulitan yang dialami dalam
menjawab soal yang dilanjutkan dengan pemberian dukungan kepada anak.
Evaluasi
Aspek
Yang Dinilai
|
Penilaian
|
|
Bisa
|
Tidak
Bisa
|
|
1. Membaca
kalimat pendek :
Saya baca buku
Ibu beli buku
Baju itu baru
Buku itu biru
Ini pita ita
2. Membaca Wacana:
Menceritakan kembali teks bacaan
Meninggalkan tanda baca (koma, titik)
Meninggalkan huruf
Membalikkan kata
3. Menjawab
pertanyaan dari teks bacaan
a. Apa
yang dicuri Reno?
b. Siapa
pemilik kebun mangga?
c. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
d. Kapan
reno mencuri mannga?
e.
Mengapa eyang pergi
ke kebun mangga?
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
Kesimpulan:
Dari
hasil intervensi pertama, anak mengalami kemajuan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Anak sudah mampu
membaca kalimat pendek dengan baik dan benar,
serta menjawab satu pertayaan dari beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan waca yang dibaca sebelumnya.
Persentase Intervensi I : 06 x 100 % = 42,85 %
14
Sebelum
kegiatan intervensi berakhir anak diajak untuk mengulangi kegiatan membaca bersama tester. Hal
ini bertujuan agar anak mampu mengingat kembali tanda baca yang telah dipelajari serta meningkatkan pemahamannya dalam membaca.
Anak juga diajak untuk mengolah soal dan
mencari jawaban bersama. Kegiatan intervensi
diakhiri dengan berdo’a dan pemberian penguatan kepada anak.
Padang, Desember 2014
Mengetahui,
Dosen pembimbing, Tester,
Dra.
Kasiyati, M. Pd Robby Sapputra
NIP. 19580502 198703 2 002 NIM : 1100277/2011
Pertemuan 2
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
5.
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
A.
Elaborasi
ü Tester
membacakan kalimat pendek kepada anak
ü Tester menyuruh anak untuk megulang kembali kaliamat pendek yang dibacakan tadi
ü Tester meminta anak untuk membaca wacana yang
telah dibagikan
B. Eksplorasi
ü Tester
menanyakan kepada anak apakah anak mengalami kesulitan dalam membaca wacana tadi
ü Tester
menyuruh anak untuk menjawab pertanyaan dari wacana yang telah dibaca tadi.
ü Tester
menanyakan kepada anak, apakah anak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan
C.
Konfirmasi
ü Tester
memberikan dukungan kepada anak , agar anak tidak bosan dalam belajar
ü Tester dan anak bersama-sama mengulang
kembali materi yang dipelajari
3. Kegiatan akhir
f.
Tester
mengadakan evaluasi/penilaian kepada anak
g.
Guru
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program
pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas individual sesuai dengan
hasil balajar siswa
h.
Tester
menyamaikan kepada siswa agar dapat mengulang kembali pelajaran di rumah
i.
Tester
menyampaikan rencana pembeajaran pada pertemuan berikutnya
j.
Menutup
pelajaran dengan berdo’a
|
Intervensi kedua
dalam kegiatan ini tetap dilakukan dirumah anak. Karena kegiatan ini memang
sebaiknya dilakukan dirumah anak, agar orangtua dapat memperhatikan anak dalam
kegiatan intervensi. Pada pertemuan pertama ini, saya membawa media berupa suatu wacana singkat dan beberapa kalimat pendek.
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu berdo’a, tester memimpin anak untuk berdo’a.
Pada kegiatan awal ini, tester fokus untuk mengajarkan membaca yang baik dengan memperhatikan tanda baca
pada anak.
Pada kegiatan selanjutnya tester memberikan arahan membacakan kalimat pendek pada anak agar anak memahami
cara membaca yang baik dan menyuruh anak mengulangi setelah tester. Pada
tahap selanjutnya, anak diminta untuk
membaca wacana yang telah diberikan. Kemudian setelah membaca anak anak ditanyai kesulitan apa saja
yang dialami anak dalam membaca yang berguna untuk
meningkatkan pemahaman anak terhadap hal
yang ia anggap sulit. Kemudian anak menjawab pertanyaan didampingi oleh tester
. Sama seperti hal sebelum, anak juga ditanyai kesulitan yang dialami dalam
menjawab soal yang dilanjutkan dengan pemberian dukungan kepada anak.
Evaluasi
Aspek
Yang Dinilai
|
Penilaian
|
|
Bisa
|
Tidak
Bisa
|
|
1. Membaca
kalimat pendek :
Saya baca buku
Ibu beli buku
Baju itu baru
Buku itu biru
Ini pita ita
2. Membaca Wacana:
Menceritakan kembali teks bacaan
Meninggalkan tanda baca (koma, titik)
Meninggalkan huruf
Membalikkan kata
3. Menjawab
pertanyaan dari teks bacaan
f. Apa
yang dicuri Reno?
g. Siapa
pemilik kebun mangga?
h. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
i.
Kapan reno mencuri
mannga?
j.
Mengapa eyang pergi
ke kebun mangga?
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
ü
ü
ü
|
Kesimpulan:
Dari
hasil intervensi pertama, anak mengalami kemajuan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Anak sudah mampu
membaca kalimat pendek dengan baik dan benar,
serta menjawab satu pertayaan dari beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan waca yang dibaca sebelumnya.
Persentase Intervensi I : 09 x 100 % = 64,28 %
14
Sebelum
kegiatan intervensi berakhir anak diajak untuk mengulangi kegiatan membaca bersama tester. Hal
ini bertujuan agar anak mampu mengingat kembali tanda baca yang telah dipelajari serta meningkatkan pemahamannya dalam membaca.
Anak juga diajak untuk mengolah soal dan
mencari jawaban bersama. Kegiatan intervensi
diakhiri dengan berdo’a dan pemberian penguatan kepada anak.
Padang, Desember 2014
Mengetahui,
Dosen pembimbing, Tester,
Dra.
Kasiyati, M. Pd Robby Sapputra
NIP. 19580502 198703 2 002 NIM : 1100277/2011
Pertemuan 3
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
6.
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
A.
Elaborasi
ü Tester
membacakan kalimat pendek kepada anak
ü Tester menyuruh anak untuk megulang kembali kaliamat pendek yang dibacakan tadi
ü Tester meminta anak untuk membaca wacana yang
telah dibagikan
B. Eksplorasi
ü Tester
menanyakan kepada anak apakah anak mengalami kesulitan dalam membaca wacana tadi
ü Tester
menyuruh anak untuk menjawab pertanyaan dari wacana yang telah dibaca tadi.
ü Tester
menanyakan kepada anak, apakah anak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan
C.
Konfirmasi
ü Tester
memberikan dukungan kepada anak , agar anak tidak bosan dalam belajar
ü Tester dan anak bersama-sama mengulang
kembali materi yang dipelajari
3. Kegiatan akhir
k.
Tester
mengadakan evaluasi/penilaian kepada anak
l.
Guru
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program
pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas individual sesuai dengan
hasil balajar siswa
m.
Tester
menyamaikan kepada siswa agar dapat mengulang kembali pelajaran di rumah
n.
Tester
menyampaikan rencana pembeajaran pada pertemuan berikutnya
o.
Menutup
pelajaran dengan berdo’a
|
Intervensi ketiga
dalam kegiatan ini tetap dilakukan dirumah anak. Karena kegiatan ini memang
sebaiknya dilakukan dirumah anak, agar orangtua dapat memperhatikan anak dalam
kegiatan intervensi. Pada pertemuan pertama ini, saya membawa media berupa suatu wacana singkat dan beberapa kalimat pendek.
Kegiatan awal yang dilakukan yaitu berdo’a, tester memimpin anak untuk berdo’a.
Pada kegiatan awal ini, tester fokus untuk mengajarkan membaca yang baik dengan memperhatikan tanda baca
pada anak.
Pada kegiatan selanjutnya tester memberikan arahan membacakan kalimat pendek pada anak agar anak memahami
cara membaca yang baik dan menyuruh anak mengulangi setelah tester. Pada
tahap selanjutnya, anak diminta untuk
membaca wacana yang telah diberikan. Kemudian setelah membaca anak anak ditanyai kesulitan apa saja
yang dialami anak dalam membaca yang berguna untuk
meningkatkan pemahaman anak terhadap hal
yang ia anggap sulit. Kemudian anak menjawab pertanyaan didampingi oleh tester
. Sama seperti hal sebelum, anak juga ditanyai kesulitan yang dialami dalam
menjawab soal yang dilanjutkan dengan pemberian dukungan kepada anak.
Evaluasi
Aspek
Yang Dinilai
|
Penilaian
|
|
Bisa
|
Tidak
Bisa
|
|
1. Membaca
kalimat pendek :
Saya baca buku
Ibu beli buku
Baju itu baru
Buku itu biru
Ini pita ita
2. Membaca Wacana:
Menceritakan kembali teks bacaan
Meninggalkan tanda baca (koma, titik)
Meninggalkan huruf
Membalikkan kata
3. Menjawab
pertanyaan dari teks bacaan
k. Apa
yang dicuri Reno?
l.
Siapa pemilik kebun
mangga?
m. Di
mana Eyang Kakung terjatuh?
n. Kapan
reno mencuri mangga?
o.
Mengapa eyang pergi
ke kebun mangga?
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
|
Kesimpulan:
Dari
hasil intervensi kedua,
anak mengalami kemajuan dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya. Anak sudah mampu membaca kalimat pendek dengan baik dan benar,
serta menjawab satu pertayaan dari beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan waca yang dibaca sebelumnya.
Persentase Intervensi I : 12 x 100 % = 85,71 %
14
Sebelum
kegiatan intervensi berakhir anak diajak untuk mengulangi kegiatan membaca bersama tester. Hal
ini bertujuan agar anak mampu mengingat kembali tanda baca yang telah dipelajari serta meningkatkan pemahamannya dalam membaca.
Anak juga diajak untuk mengolah soal dan
mencari jawaban bersama. Kegiatan intervensi
diakhiri dengan berdo’a dan pemberian penguatan kepada anak.
Padang, Desember 2014
Mengetahui,
Dosen pembimbing, Tester,
Dra.
Kasiyati, M. Pd Robby Sapputra
NIP. 19580502 198703 2 002 NIM : 1100277/2011
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan asesmen dapat disimpulkan bahwa
klien bernama Adit Anyara mengalami
permasalahan dalam belajar terutama dalam membaca pemahaman akan tetapi masih dalam taraf yang ringan.
Untuk aspek pemahaman anak sangat kurang, pada saat tester memberikan bentuk wacana kepada anak, anak terlihat bingung dan banyak diam. Dan
tester pun terus mengulang sampai anak mampu untuk mengetahui bentuk-bentuk tanda baca
serta pemahaman dalam membaca.
B. Saran-Saran
a. Bagi
orang tua
Sebagai orang tua sebaiknya memperhatikan
dan janganlah
menuntut anak terlalu tinggi dalam belajar, akan tetapi sesuaikanlah dengan
kemampuan anak. Berikanlah perhatian kepada anak dan bimbinglah mereka sehingga
menjadi anak yang prestasi belajar anak dapat meningkat.
b.
Bagi Guru
Sebagai guru yang baik, seharusnya guru
mengenali kelemahan anak dan membantu untuk menanggulanginya semaksimal mungkin
disekolah. Guru juga sebaiknya memberikan motivasi kepada anak agar anak dapat
bersemangat dalam belajar disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Munawir Yusuf (2005). Pendidikan
bagi anak dengan problema belajar.Jakarta: DEPDIKNAS DIRJEN DIKTI DP2TK dan
KPT
Dr.
Mulyono Abdurrahman. 2003 Pendidikan Bagi Anak Susah Belajar.Jakarta : Rineka
Cipta